Profil Desa Kaibonpetangkuran

Ketahui informasi secara rinci Desa Kaibonpetangkuran mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Kaibonpetangkuran

Tentang Kami

Desa Kaibonpetangkuran di Kecamatan Ambal, Kebumen, merupakan desa pesisir maju yang memadukan potensi agraris dengan daya tarik wisata unik. Dikenal sebagai tuan rumah Pacuan Kuda tahunan, desa ini menjadi magnet ekonomi dan budaya di pesisir selatan Jaw

  • Pusat Tradisi Pacuan Kuda

    Desa ini merupakan lokasi penyelenggaraan event pacuan kuda tahunan pasca-Lebaran yang menjadi daya tarik wisata utama dan penggerak ekonomi lokal di Kabupaten Kebumen.

  • Desa Pesisir Agraris yang Maju

    Dengan status sebagai "Desa Maju", Kaibonpetangkuran unggul dalam sektor pertanian, khususnya tanaman padi dan palawija, yang menjadi tulang punggung perekonomian warganya.

  • Sejarah Unik Penyatuan Tiga Wilayah

    Terbentuk dari gabungan tiga daerah bersejarah (Selongan, Tangkuran, dan Jayan), desa ini memiliki struktur sosial budaya yang khas dan dinamis sebagai hasil akulturasi.

XM Broker

Terletak di hamparan pesisir selatan Jawa Tengah, Desa Kaibonpetangkuran, yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, menampilkan profil sebagai sebuah komunitas yang dinamis dan berdaya. Desa ini tidak hanya mengandalkan sektor agraris sebagai penopang utama kehidupan warganya, tetapi juga berhasil mengukuhkan identitasnya melalui sebuah perhelatan budaya dan olahraga yang ikonik. Sebagai salah satu dari dua desa berstatus "Maju" di kecamatannya, Kaibonpetangkuran menjadi contoh sinergi antara pengelolaan sumber daya alam, pelestarian tradisi dan pengembangan potensi lokal yang menjanjikan. Posisinya yang strategis di jalur pesisir menjadikan desa ini sebagai gerbang ekonomi sekaligus etalase budaya yang menarik perhatian khalayak luas, terutama melalui event pacuan kuda tahunannya yang legendaris.

Geografi, Batas Wilayah, dan Demografi

Secara geografis, Desa Kaibonpetangkuran berada pada koordinat 7°47′44″ Lintang Selatan dan 109°44′14″ Bujur Timur. Lokasinya yang berada di wilayah pesisir Samudera Hindia memberikan karakteristik dataran rendah yang subur, sangat ideal untuk aktivitas pertanian sawah. Kabupaten Kebumen sendiri memiliki batas-batas wilayah yang jelas, di mana sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo, sebelah timur dengan Kabupaten Purworejo, sebelah barat dengan Kabupaten Banyumas dan Cilacap, serta sebelah selatan terbentang luas Samudera Hindia yang memengaruhi iklim dan potensi alam desa-desa di sekitarnya, termasuk Kaibonpetangkuran.

Meskipun informasi mengenai batas-batas administratif desa secara spesifik (desa tetangga di utara, timur, dan barat) serta data luas wilayah definitif dalam satuan kilometer persegi belum secara resmi tercantum dalam publikasi statistik terbaru yang dapat diakses publik, struktur pemerintahannya tercatat dengan baik. Desa Kaibonpetangkuran terbagi ke dalam 4 (empat) dusun atau pedukuhan, yang selanjutnya diorganisir menjadi 3 Rukun Warga (RW) dan 9 Rukun Tetangga (RT).

Dari sisi kependudukan, data yang terhimpun per tahun 2023 mencatat jumlah penduduk Desa Kaibonpetangkuran sebanyak 2.036 jiwa. Komposisi penduduk terdiri dari 1.069 laki-laki dan 967 perempuan. Angka ini menunjukkan sedikit penyesuaian dari data tahun sebelumnya, yang mencerminkan dinamika demografis yang lazim terjadi di sebuah wilayah. Dengan jumlah penduduk tersebut, desa ini memiliki komunitas yang cukup padat untuk menunjang kehidupan sosial dan ekonomi yang aktif. Ketiadaan data luas wilayah yang pasti membuat kalkulasi kepadatan penduduk per kilometer persegi belum dapat dilakukan secara akurat, namun sebaran penduduk terkonsentrasi di area-area permukiman yang terintegrasi dengan lahan pertanian.

Sejarah dan Tatanan Sosial Budaya

Keunikan Desa Kaibonpetangkuran tidak hanya terletak pada potensi ekonominya, tetapi juga pada akar sejarahnya. Menurut catatan dan penuturan yang diwariskan, desa ini terbentuk dari sebuah proses penyatuan atau blengketan tiga wilayah yang sebelumnya berdiri sendiri. Ketiga wilayah tersebut ialah Selongan, Tangkuran, dan Jayan. Masing-masing dari wilayah asal ini memiliki adat istiadat, karakteristik budaya, dan tatanan sosial yang berbeda-beda.

Proses fusi ini secara bertahap menciptakan sebuah entitas desa baru dengan identitas yang majemuk. Penggabungan ini bukan sekadar penyatuan administratif, melainkan peleburan budaya yang menghasilkan harmoni sosial. Warga desa hidup berdampingan dengan damai, membawa serta warisan budaya dari masing-masing leluhur mereka yang kemudian berakulturasi menjadi tradisi khas Kaibonpetangkuran. Sejarah formatif ini menjadi fondasi penting bagi karakter masyarakatnya yang terbuka dan mampu beradaptasi, sekaligus memegang teguh nilai-nilai kebersamaan yang lahir dari tujuan bersama untuk membangun satu wilayah yang rukun dan sejahtera. Struktur sosial yang terbangun hingga hari ini merupakan cerminan dari keberhasilan integrasi tersebut, di mana perbedaan latar belakang tidak menjadi penghalang, melainkan menjadi kekayaan budaya komunal.

Perekonomian: Pertanian sebagai Tulang Punggung dan Pacuan Kuda sebagai Magnet Ekonomi

Perekonomian Desa Kaibonpetangkuran berdiri kokoh di atas dua pilar utama: agraris dan pariwisata berbasis event. Sebagai tulang punggung utama, sektor pertanian menjadi mata pencaharian mayoritas penduduk. Lahan-lahan subur yang terhampar di seluruh wilayah desa dimanfaatkan secara optimal untuk menanam padi sebagai komoditas utama. Selain itu, para petani juga aktif menanam palawija atau tanaman pangan sekunder seperti jagung, kacang-kacangan, dan umbi-umbian sebagai bagian dari rotasi tanaman untuk menjaga kesuburan tanah dan diversifikasi pendapatan. Pola pertanian ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan subsisten, tetapi juga menjadi komoditas yang dijual ke pasar-pasar di tingkat kecamatan maupun kabupaten.

Di samping pertanian, denyut ekonomi desa mencapai puncaknya saat perhelatan akbar Pacuan Kuda digelar. Diselenggarakan secara rutin setiap tahun, umumnya seminggu setelah Hari Raya Idulfitri, event ini telah bertransformasi dari sekadar tradisi menjadi sebuah agenda wisata unggulan Kabupaten Kebumen. Lapangan di Desa Kaibonpetangkuran menjadi arena di mana para joki dan kuda pacu dari berbagai daerah berlaga, menarik ribuan penonton yang memadati area tersebut.

Dampak ekonomi dari kegiatan ini sangat signifikan. Selama beberapa hari penyelenggaraan, perputaran uang di desa meningkat drastis. Warga lokal mendapatkan peluang ekonomi melalui berbagai cara, seperti membuka warung makan dadakan, menyediakan area parkir, hingga menjual produk-produk lokal dan cinderamata. Para pedagang dari luar desa pun turut meramaikan suasana, menciptakan atmosfer pasar rakyat yang semarak. Event ini secara efektif menggerakkan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan membuktikan bahwa pelestarian tradisi dapat berjalan selaras dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Keberhasilan ini menempatkan Kaibonpetangkuran di peta pariwisata regional sebagai destinasi yang wajib dikunjungi saat musim libur Lebaran.

Pemerintahan dan Infrastruktur

Status sebagai "Desa Maju" yang disandang oleh Kaibonpetangkuran merupakan indikator keberhasilan tata kelola pemerintahan desa serta ketersediaan infrastruktur penunjang yang memadai. Roda pemerintahan dijalankan oleh sebuah struktur organisasi yang lengkap, terdiri dari Kepala Desa sebagai pemimpin, dibantu oleh Sekretaris Desa, Kepala Urusan (Kaur) Keuangan, Kaur Tata Usaha dan Umum, Kaur Perencanaan, serta tiga Kepala Seksi (Kasi) yang membidangi pemerintahan, pelayanan, dan kesejahteraan. Struktur ini memastikan bahwa fungsi administrasi, perencanaan pembangunan, dan pelayanan publik dapat berjalan secara efektif dan terorganisir.

Pemerintah desa secara aktif merancang dan melaksanakan program-program pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Hal ini mencakup pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dasar seperti jalan desa, saluran irigasi untuk mendukung sektor pertanian, serta fasilitas umum lainnya. Konektivitas desa dengan pusat kecamatan dan kabupaten terbilang lancar, didukung oleh akses jalan yang memadai, yang menjadi faktor krusial terutama saat perhelatan Pacuan Kuda berlangsung untuk menampung lonjakan volume kendaraan.

Di bidang elektrifikasi, seluruh wilayah desa telah terjangkau oleh layanan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), yang menjadi kebutuhan vital bagi aktivitas rumah tangga maupun kegiatan ekonomi produktif. Keberadaan toko atau warung kelontong yang tersebar di setiap sudut desa juga menunjukkan geliat ekonomi kerakyatan yang hidup dan menjadi penopang kebutuhan sehari-hari warga. Kombinasi antara pemerintahan yang responsif dan infrastruktur yang terus berkembang menjadi modal utama bagi Desa Kaibonpetangkuran untuk terus melaju sebagai desa yang mandiri dan sejahtera.